Kota, Ruang Publik, dan Ruang Khalayak

100_6076 (copy)

Pacione (2005) mendefinisikan urban dalam dua pengertian, yakni urban (kata benda) sebagai entitas fisik dan urban (kata sifat) sebagai kualitas. Ada empat metode prinsip yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ruang urban, meliputi besar populasi, basis ekonomi, kriteria administratif, dan definisi fungsional. Setiap negara memiliki batasan standard yang berbeda, baik untuk besar populasi, maupun basis ekonomi. Sejumlah negara mengkombinasikan analisis antar kriteria untuk mendefinisikan suatu ruang urban. Sebagian besar kota ditetapkan berdasarkan kriteria legal atau administratif. — Indra, 2008: 11

Continue reading “Kota, Ruang Publik, dan Ruang Khalayak”

Jalan Panjang Ungkap IMB & Izin Lingkungan Hotel-Hotel di Yogyakarta

Bakal lokasi Hotel Asoka 8 lt di Ledok Ratmakan K. Code, Yogyakarta ini sudah mendapatkan izin dari BLH Kota Yogyakarta pada akhir Desember 2013 lalu.
Bakal lokasi Hotel Asoka 8 lt di Ledok Ratmakan K. Code, Yogyakarta ini sudah mendapatkan izin dari BLH Kota Yogyakarta pada akhir Desember 2013 lalu.

Pada tanggal 15 Agustus 2014 lalu, saya mengirimkan e-mail permohonan untuk mendapatkan akses data dan informasi publik tentang daftar Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk kategori hotel yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, sesuai yang diatur dalam Peraturan Walikota Yogyakarta No. 20 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perizinan pada Pemerintah Kota Yogyakarta. Data yang saya mohon adalah data setiap item Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk kategori hotel (bangunan bertingkat lebih dari 2 lantai dan/atau kontruksi baja) periode tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014. Continue reading “Jalan Panjang Ungkap IMB & Izin Lingkungan Hotel-Hotel di Yogyakarta”

Mengembalikan Ingatan Warga: Trotoar adalah Ruang Publik

10610918_10152363930774195_5722752796687918871_nMungkin tidak tampak luar biasa. Duduk dan makan di trotoar adalah hal wajar bagi kebanyakan dari kita. Namun, makan bekal sendiri yang dibawa dari rumah, di taman yang berada trotoar kota, mungkin jarang kita lakukan. Kita sering duduk, ngobrol, makan di trotoar hanya jika ada warung PKL di sana. Continue reading “Mengembalikan Ingatan Warga: Trotoar adalah Ruang Publik”

Mak Benduduk a la Flash Mob, untuk Apa?

Mencari Media Alternatif Penyalur Ekspresi dan Aspirasi Warga di Ruang Kota (1)

Tahun lalu, bersama teman-teman pegiat gerakan urban dan heritage di Yogya, saat ngobrol persiapan acara di Museum Sonobudoyo, kami sempat ngobrol tentang Flash Mob. Aksi ini tentu saja sangat asyik dan potensial untuk digunakan sebagai media menarik perhatian publik. Tentu menarik jika bisa menggelar satu aksi flash mob di ruang kota. Namun, flash mob seperti apa? Apakah flash mob itu hanya cukup menarik, atau bahkan juga bisa menjadi bagian dari gerakan mendorong perubahan? Continue reading “Mak Benduduk a la Flash Mob, untuk Apa?”

Tuntutan Warga Yogya: Sumur Kering Gara-gara Hotel

Rekaman wawancara bersama Dodok Putrabangsa (37) alias Dodok Jogja (https://www.facebook.com/dodokputrabangsa) usai aksi teatrikal* yang dilakukannya di depan Hotel Fave, Jl. Kusumanegara, Yogyakarta pada 06/08/2014 pk 10.00 pagi. Aksi mandiri ini dilakukannya sebagai bentuk protes atas kejadian keringnya sumur warga di Kampung Miliran, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta terutama sejak Hotel Fave beroperasi sekitar 2 tahun terakhir. Fave Hotel di Jl. Kusumanegara adalah satu dari 3 Favehotel yang didirikan oleh Group Aston Internasional di Yogyakarta dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Continue reading “Tuntutan Warga Yogya: Sumur Kering Gara-gara Hotel”