Undangan Terbuka (10/02): Masyarakat Berdaya Benahi Ruang Kota

Merti Kutha

Minggu (10/02) pukul 07.00 – 11.00, masyarakat Yogyakarta bergerak membenahi ruang kota. Rute sepanjang Gondolayu – Tugu – Mangkubumi – Kewek akan dijalani dalam rangka gelaran “Merti Kutha”. Merti Kutha adalah tanggapan masyarakat Yogyakarta atas kondisi ruang publik kota yang mulai terabaikan dan semakin terkomersialisasikan. Bukan hanya sebagai simbol ajakan untuk membersihkan diri dan berbenah, Merti Kutha adalah rangkaian tindakan langsung kolaborasi masyarakat Yogyakarta.

Ada sejumlah isu yang menjadi perhatian masyarakat Yogyakarta terhadap kondisi ruang publik kota yang semakin menurun kualitasnya. Pertama, isu kondisi manajemen transportasi dan lalu lintas kota Yogyakarta yang semakin semrawut dan memenangkan kendaraan bermotor pribadi. Pada isu ini, Merti Kutha akan bergerak membenahi jalur sepeda, ruang tunggu sepeda, dan sarana pejalan kaki (trotoar, zebra cross). Sarana untuk kendaraan non motor dan pejalan kaki di Yogyakarta semakin tergusur oleh aspal, mobil, dan sepeda motor. Masyarakat akan benahi! Juga ketidakramahan sarana jalan kaki dan transportasi publik Yogyakarta bagi saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus.

Kedua, isu komersialisasi ruang publik kota Yogyakarta yang semakin menyesakkan. Hampir tak ada ruang yang bebas dari ajakan konsumerisme. Tak hanya soal trotoar yang berubah jadi warung dan tempat parkir, tapi jg wajah kota Yogyakarta yang penuh iklan komersial (sampah visual). Pohon, taman, tiang listrik, tiang telepon, tiang penerangan jalan umum, hingga rambu lalu lintas berubah jadi panggung iklan sebagai sampah visual. Termasuk di dalamnya iklan politik. Semua sampah visual mulai dari poster, rontek, spanduk, reklame, baliho dengan paku dan talinya telah mengotori Yogyakarta.

Ketiga, isu pelestarian pusaka kota yang makin hilang dan tergusur bentukan baru dengan arsitektur tak berselera budaya Yogyakarta. Kawasan pusaka Yogyakarta kini makin seragam, tak lagi berciri khas, ditindih polesan komersial dengan billboard dan mural iklan. Hal itu melengkapi nasib kota Yogyakarta yang semakin terancam oleh kondotel dan superblok ala metropolis. Siapa butuh gaya hidup itu di sini?

Keempat, isu sampah yang makin mengotori ruang publik kota Yogyakarta. Hari gini masih banyak orang yang ikhlas buang sampah sembarangan. Perilaku nyampah melengkapi fakta kurang terpeliharanya fasilitas tempat sampah dan ketegasan penegakan aturan kebersihan di ruang publik kota. Itulah sebagian dari sekian banyak pekerjaan rumah di ruang publik kota Yogyakarta yang sepertinya tak mampu ditangani sendiri oleh pamong praja.

Merti Kutha akan menjadi awal langkah penegas bahwa masyarakat Yogyakarta mampu bergerak saat pemangku praja tak cukup tanggap bertindak. Merti Kutha adalah wadah pelebur masyarakat sebagai satu komunitas Yogyakarta yang akan membangun inspirasi dan mendorong inisiatif pelestarian kehidupan kota.

Siapapun Anda, akan jd satu, dalam refleksi dan aksi bersama Merti Kutha untuk Yogyakarta yang lebih lestari. Minggu (10/02) pukul 07.00 – 11.00 pada rute Gondolayu – Tugu – Mangkubumi – Kewek.

Anda pecinta sepeda? Kayuhlah! Bawalah kuas, gabung dalam aksi benahi cat lajur sepeda di ruas Jl. jenderal Sudirman esok pagi.

Anda suka berjalan kaki? Mari telusuri Gondolayu – Tugu – Mangkubumi – Kewek sambil mendokumentasikan gangguan-gangguan yang ada di trotoar kota.

Anda pelestari pusaka? Jelajahi ruang kota, dokumentasikan kondisi terkini cagar budaya Yogyakarta dan pelanggaran pelestarian yg terjadi.

Anda suka hidup bersih dan sehat? Ayo berjalan dari Gondolayu hingga Kewek untuk melihat perilaku nyampah dan ragam sampah apa saja yg ada di Yogyakarta.

Bersama kita awali dengan berkumpul di pertigaan Terban – Gondolayu pukul 07.00. Kita akan berjalan kaki lewati Jl. jenderal Sudirman dan Jl. Mangkubumi. Puncak acara di Jembatan Kewek dan Taman Parkir Abu Bakar Ali. Akan ada kejutan Merti Kutha dari pegiat seni visual jalanan Yogyakarta untuk menanggapi ruang publik kota yg semakin privat dan komersial.

Monggo sebarkan ajakan Merti Kutha kepada seluruh masyarakat Yogyakarta. Mari berdaya, bergerak, benahi ruang kota secara swadaya!

Leave a comment